
Ardita Muksin, anggota MDRT 8 tahun dari Jakarta, Indonesia menceritakan pengalamannya ketika menghadapi kesalahpahaman dengan nasabah dan bagaimana cara untuk mengatasi serta menghindari kesalahpahaman ketika berhubungan dengan nasabah.
Bagaimana Anda menjaga hubungan baik dengan nasabah Anda? Apa saja yang Anda lakukan agar nasabah selalu merasa nyaman dengan Anda sebagai penasihat keuangan mereka?
Ada beberapa hal yang saya lakukan untuk menjaga hubungan baik dengan nasabah saya. Yang pertama adalah memastikan bahwa saya selalu dapat dihubungi. Sejak awal saya berkarier di industri ini, saya tidak pernah mengganti nomor telepon sehingga nasabah tahu ke mana harus menghubungi saya dengan cepat dan mudah. Yang kedua, selalu ingat hari-hari penting nasabah, seperti hari ulang tahun nasabah dan hari ulang tahun anak-anak nasabah. Menjaga hubungan baik dengan nasabah itu penting agar mereka tidak hanya menganggap hubungan ini sebatas hubungan antara agen dan nasabah, tetapi juga sebagai teman. Saya juga membuat bi-monthly newsletter yang saya bagikan kepada nasabah-nasabah saya, dimana saya juga melibatkan mereka dalam pembuatan newsletter tersebut.
Apakah Anda pernah mengalami salah paham dengan nasabah Anda? Bagaimana Anda menghindari salah paham ketika berkomunikasi dengan nasabah Anda?
Tentunya saya juga pernah mengalami kesalahpahaman dengan nasabah saya. Salah satu kesalahpahaman yang pernah terjadi adalah berkaitan dengan manfaat yang dimiliki dalam polis, dimana saat itu nasabah berharap ada biaya rawat inap yang bisa di klaim, sementara polisnya hanya menanggung risiko kematian atau dengan kata lain nasabah tersebut hanya mengambil asuransi jiwa/life insurance. Penting bagi penasihat keuangan untuk secara berkala mengingatkan kembali manfaat apa yang nasabah dapat dari polis asuransi mereka dan apa saja yang bisa di klaim dan yang tidak.
Beberapa hal yang saya lakukan ketika terjadi kesalahpahaman dengan nasabah, yaitu:
- Jangan pernah berasumsi. Selalu tanyakan apa masalahnya dan apa yang mungkin tidak jelas bagi nasabah.
- Hindari penggunaan bahasa jargon industri asuransi yang tidak dipahami oleh orang awam. Terkadang orang awam tidak paham dengan apa yang disebut sebagai polis, tertanggung, premi, dan istilah lainnya yang asing di telinga mereka. Sebagai penasihat keuangan, maka kita dapat mengubah istilah-istilah tersebut menjadi kata-kata yang umum dan mudah dimengerti.
- Jika ada produk asuransi yang memiliki syarat dan ketentuan yang cukup detail, maka pastikan bahwa syarat dan ketentuan tersebut tertulis dan nasabah memahami serta menandatanganinya. Ini untuk menghindari kesalahpahaman yang mungkin terjadi di masa depan ketika nasabah menganggap bahwa kita sebagai penasihat keuangan tidak pernah menjelaskan mengenai syarat dan ketentuan tersebut. Tanda tangan nasabah dapat menjadi bukti bahwa kita sudah menjelaskan dan nasabah memahami syarat dan ketentuan tersebut.
- Apabila kita melakukan kesalahan, pastikan bahwa kita meminta maaf terlebih dahulu dan melakukan klarifikasi terhadap kesalahan kita. Klarifikasi ini penting agar nasabah mendapatkan informasi yang akurat dari kesalahan yang kita buat.
Apakah Anda menggunakan media sosial untuk berhubungan dengan nasabah Anda? Media sosial apa saja yang Anda gunakan dan bagaimana Anda menggunakan media sosial tersebut untuk berhubungan dengan nasabah?
Saya juga menggunakan media sosial untuk menjaga hubungan dengan nasabah saya dan media sosial yang paling sering saya gunakan Instagram. Saya jarang menjual produk di media sosial dan lebih banyak membagikan konten edukasi mengenai asuransi atau membagikan kata-kata positif dengan menggunakan gambar saya. Saya menggunakan media sosial untuk membangun branding diri saya sehingga nasabah tahu bahwa saya masih aktif di industri asuransi.
Contact: MDRTEditorial@teamlewis.com