
Glen Alexander Winata dari Tangerang, Indonesia membagikan pengalamannya dalam melihat sisi positif dari pandemi. Country Chair MDRT Indonesia 2017-2019 dan 8 tahun MDRT dengan 2 COT ini juga memberikan tips untuk tetap produktif walau bekerja dari rumah.
Bagaimana pandemi mengubah rutinitas keseharian Anda dalam bekerja khususnya ketika harus menemui prospek dan nasabah?
Pandemi telah mengubah banyak hal dalam kehidupan saya dan juga banyak orang. Saya masih ingat pada bulan Maret 2020 ketika pemerintah mengumumkan pertama kali kasus Covid-19 yang terjadi di Indonesia. Pada saat itu saya mempunyai anak berusia 5 bulan sehingga saya memutuskan untuk tidak keluar rumah sama sekali untuk sementara waktu supaya tidak terpapar virus dan membawa virus ini pulang ke rumah. Namun prediksi saya salah, sampai hari ini pun pandemi masih ada dan terus bermutasi. Bahkan beberapa ilmuwan pun memprediksi bahwa kita akan hidup berdampingan dengan virus ini.
Semenjak bulan Maret 2020 itu pula saya bekerja 100% dari rumah tanpa bertemu dengan nasabah secara langsung dan Puji Tuhan saya tetap bisa meraih MDRT saya yang ke 8. Saya belajar menerima kondisi bahwa virus ini akan selalu ada dan saya yang harus beradaptasi. Saya mulai melihat sisi positif dari pandemi ini karena saya sadar kalau saya terus memikirkan dampak negatifnya, saya tidak akan pernah bisa bangkit. Saya mulai dengan memblokir dan memfilter berita-berita negatif yang ada di media sosial maupun media lainnya. Saya isi media sosial saya dengan hal-hal positif dan menghibur sehingga orang-orang menjadi tidak stres ketika melihat akun media sosial saya.
Saya menyadari bahwa bekerja dari rumah sangat menyenangkan dan dapat menghemat pengeluaran seperti untuk beli bensin, bayar parkir, traktir makanan/minuman. Selain itu, saya juga dapat menghemat waktu karena tidak perlu terjebak macet dan dapat bekerja lebih efektif dan efisien dari rumah. Untuk meeting jam 9 pagi, saya dapat bersiap 10 menit sebelum meeting dimulai. Berbeda ketika sebelum pandemi dimana untuk meeting jam 9 pagi, saya harus berangkat dari rumah kira-kira jam 07.45 supaya tidak terlambat.
Saya juga belajar menggunakan teknologi untuk closing jarak jauh mulai dari Zoom call, video call via WhatsApp, aplikasi dari perusahaan asuransi tempat saya bekerja, dan lainnya. Saya menghubungi nasabah saya via WhatsApp dan menanyakan kabar mereka satu per satu sambil memastikan bahwa seluruh anggota keluarganya terproteksi dari Covid-19 maupun penyakit lain yang membutuhkan perawatan rumah sakit segera.
Tantangan apa saja yang Anda hadapi selama bekerja dari rumah dan bagaimana cara Anda mengatasi tantangan tersebut?
Saya menghadapi beberapa tantangan selama bekerja dari rumah salah satunya berkaitan dengan teknologi. Saya harus membiasakan diri untuk berkomunikasi dengan nasabah secara online dan mempelajari fitur-fitur teknologi yang saya gunakan sehingga ketika saya sedang online dengan nasabah dan nasabah tersebut mengalami kebingungan, saya dapat menjelaskan apa yang harus dilakukan.
Tantangan berikutnya yang saya hadapi cukup sering adalah ketika saya mengalami penolakan dari prospek dengan alasan tidak punya uang untuk membeli asuransi. Ketika prospek memberikan penolakan dengan alasan tersebut, maka saya akan menanyakan kepada mereka apakah Covid-19 itu masalah di bidang kesehatan atau ekonomi? Dan kebanyakan dari mereka akan menjawab bahwa Covid-19 adalah masalah di bidang kesehatan yang berdampak pada ekonomi. Untuk itu solusi yang paling tepat adalah dengan memproteksi diri kita dari ancaman kesehatan jika terpapar Covid-19 dan membutuhkan perawatan.
Saya akan mengajak prospek untuk berhemat dengan mengevaluasi pengeluaran apa saja yang tidak diperlukan seperti cicilan yang memberatkan hingga kemungkinan untuk menjual kendaraan jika ada lebih dari satu demi untuk membeli solusi asuransi yang paling tepat dan sesuai. Jika prospek mengatakan bahwa ia sudah dicover oleh pemerintah atau memiliki asuransi dari kantor, maka saya akan bertanya apakah manfaat yang didapat sudah sesuai jika memang harus dirawat di rumah sakit? Polis berbayar saja ada batasannya, bagaimana dengan polis asuransi gratis? Bagaimana ketika Anda mau menggunakan asuransi gratis itu ternyata Anda ditempatkan beramai-ramai di satu ruangan? Atau bagaimana jika Anda tidak dapat memilih dokter, obat, perawatannya, dan lain sebagainya? Pertanyaan tersebut akan membuat prospek mempertimbangkan kembali keputusannya untuk membeli solusi asuransi yang sesuai dengan kebutuhannya.
Pada tahap closing pun saya sempat mengalami kendala. Hampir seluruh perusahaan asuransi membuat program dimana nasabah bisa menandatangani formulir aplikasi secara online. Pada awal pandemi, saya akan mengirimkan link untuk ditandatangani oleh prospek/nasabah namun sering kali link tersebut sangat lama dibuka dan bahkan beberapa dari mereka ada yang membatalkan aplikasi asuransinya. Saya pun memutar otak bagaimana caranya agar hal tersebut bisa diminimalisir dan akhirnya saya menemukan cara lain yaitu dengan memperlakukan closing online seperti closing offline. Saya akan mengajak prospek atau nasabah untuk melakukan panggilan di Zoom Meeting dan mengisi form yang ada secara live bersama dengan prospek atau nasabah. Setelah saya isi, saya akan langsung mengirimkan link aplikasi asuransi ke prospek atau nasabah dan menunggu mereka untuk menandatangani dokumen terkait hingga selesai. Dengan cara ini, aplikasi asuransi nasabah pun menjadi lebih cepat ditandatangan dan bisa segera diproses.
Bagaimana cara Anda meningkatkan produktivitas Anda selama masa PPKM Darurat yang mengharuskan Anda bekerja dari rumah?
Karena rumah saya tidak besar, saya harus memastikan suasana di rumah harus senyaman mungkin. Toleransi dengan pasangan maupun dengan anggota keluarga lainnya ketika kita bekerja dari rumah sangatlah dibutuhkan. Saya tinggal bersama istri dan seorang anak yang masih berusia 1 tahun 8 bulan saat ini. Kami berdua sepakat untuk tidak menggunakan jasa asisten rumah tangga maupun baby sitter untuk mengurus rumah dan anak sehingga kami akan bergantian untuk mengurus rumah dan anak. Saya selalu memberikan jadwal saya kepada istri saya agar dia tahu di jam berapa saya akan online urusan kerjaan dan tidak bisa diganggu. Istri saya pun juga bekerja dari rumah sehingga pengaturan jadwal dan saling toleransi sangat penting dalam hal ini. Saya pun selalu menyempatkan diri untuk berolahraga di rumah seperti push up, sit up, dan menggunakan alat olahraga sederhana seperti resistance band. Saya juga menyempatkan diri untuk berjemur matahari pagi setiap hari bersama anak saya. Sebuah hal yang sangat langka karena pada saat sebelum pandemi saya hampir tidak pernah melakukan hal itu. Bisa dikatakan selama pandemi berat badan saya justru lebih ideal dan saya menjadi lebih sehat karena menjalankan pola hidup sehat dari rumah. Dengan pikiran dan hati yang tenang dan senang, maka saya pun bisa lebih produktif dalam bekerja dan mencapai hal-hal yang justru belum pernah saya capai sebelum pandemi. Saya pun sering mengikuti seminar-seminar online dari rumah karena penting sekali untuk mendengarkan insights dari para profesional yang kompeten di bidangnya.
Contact: MDRTEditorial@teamlewis.com